Menjaga Demokrasi Lewat Pena, Bawaslu Mamuju Ikuti Bedah Buku “Catatan Jurnalis Pemilu"
|
MAMUJU – Setiap Pemilu menyisakan cerita. Bukan hanya di balik bilik suara, tetapi juga di balik lensa kamera dan pena para jurnalis yang merekam denyut demokrasi bangsa. Cerita-cerita inilah yang kemudian dirangkai dalam Buku “Catatan Jurnalis Pemilu: Sejarah Keserentakan Pertama Terbesar di Dunia”, menjadi saksi sejarah bagaimana bangsa Indonesia menggelar pemilu serentak yang terbesar untuk pertama kali.
Berangkat dari semangat itu, Bawaslu Kabupaten Mamuju turut serta dalam kegiatan bedah buku yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI bersama Koalisi Pewarta Pemilu dan Demokrasi (KPPD) sebagai kelanjutan Konsolidasi Nasional bersama Media.
Kegiatan yang digelar secara daring ini dibagi dalam dua panel. Panel pertama untuk wilayah Indonesia Barat dilaksanakan pada Kamis (14/8/2025) dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan jurnalis dan pemerhati pemilu. Sementara panel kedua untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur, termasuk Sulawesi Barat, akan berlangsung pada Rabu (20/8/2025) pukul 13.00 WIB.
Zulkifli, Koordinator Divisi Hukum Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kabupaten Mamuju, menegaskan bahwa partisipasi Bawaslu Mamuju dalam agenda ini bukan sekadar memenuhi undangan, tetapi juga sebagai upaya memperkuat sinergi dengan media dalam mengawal jalannya demokrasi.
“Jurnalis adalah mitra strategis Bawaslu dalam memberikan informasi yang akurat, cepat, dan berimbang kepada publik. Melalui bedah buku ini, kami tidak hanya belajar dari pengalaman jurnalis, tetapi juga memahami bagaimana peran mereka menjadi bagian dari sejarah besar Pemilu serentak pertama di Indonesia,” ujarnya.
Sarana Peningkatan Partisipasi dan Kepercayaan Publik
Bedah buku ini menjadi sarana Bawaslu untuk meningkatkan komunikasi publik dan memperkuat pengawasan partisipatif, sejalan dengan prinsip partisipasi demokrasi digital. (Digital Participatory Democracy Theory, 2023) yang menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga publik dan media dalam memperkuat partisipasi masyarakat melalui penyebaran informasi yang cepat, akurat, dan dapat diverifikasi.
Menurut Zulkifli, dengan adanya forum ini juga menjadi momentum bagi Bawaslu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi publik, sehingga informasi pengawasan pemilu dapat tersampaikan dengan lebih efektif dan membangun kepercayaan masyarakat.
“Setiap cerita yang tertulis dalam buku ini adalah bagian dari upaya menjaga integritas Pemilu. Bawaslu Mamuju ingin memastikan bahwa di daerah kami, kolaborasi dengan media akan terus berjalan selaras demi tercapainya Pemilu yang demokratis dan berkeadilan,” tambahnya.
sejalan dengan konsep Transparency-Trust (Nexus, 2022) bahwa keterbukaan informasi publik melalui media meningkatkan kepercayaan warga terhadap lembaga pengawas. Dengan memahami pengalaman jurnalistik dari bedah buku, Bawaslu dapat meningkatkan kualitas komunikasi sehingga publik lebih percaya dan terlibat aktif dalam pengawasan Pemilu.
Melalui kegiatan ini, Bawaslu Mamuju berharap dapat mengadopsi banyak pembelajaran dari perspektif jurnalis yang selama ini berada di garis depan pemberitaan, sekaligus memperkuat peran pengawasan partisipatif yang melibatkan semua elemen masyarakat.(Humas)
Penulis: Andi Muhfi Zandi M